Mengenal 5 Konsep Desain Arsitektur Tropis
Indonesia merupakan negara dengan letak geografis yang berada pada garis khatulistiwa. Indonesia beriklim tropis. Iklim tropis ini mengalami curah hujan yang melimpah dan sinar matahari yang intens. Negara-negara dengan iklim tropis memiliki suhu yang relatif hangat dan konsisten sepanjang tahun.
Desain Arsitektur Tropis
Iklim tropis negara kita bisa menjadi keuntungan tersendiri. Negara kita tidak mengalami cuaca ekstrim, seperti suhu bawah nol derajat. Kerugiannya mungkin kita tidak akan melihat salju.
Arsitektur bangunan iklim tropis memiliki ciri khas tersendiri. Karena bangunan menerima sinar matahari sepanjang tahun dan tingkat kelembapan yang tinggi, arsitektur harus mampu beradaptasi dengan cuaca agar dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Bentuk bangunan dan desain arsitektur tropis memiliki tujuan untuk menghadapi kondisi iklim daerah tropis. Apa karakteristik arsitektur tropis yang dapat kita pelajari dari arsitektur tradisional nenek moyang kita? Elemen arsitektur apa yang membentuk konsep arsitektur tropis? Berikut ini adalah fitur arsitektur yang unik untuk iklim tropis Indonesia.
Atap Miring dengan Kemiringan Tinggi
Terdapat kesamaan pada atap rumah adat di banyak daerah di Indonesia. Atap rumah adat dibangun dengan atap yang tinggi dan kemiringan atap yang relatif curam. Ketika kita melihat rumah, kita dapat melihat bahwa kepala atau atap memiliki proporsi yang lebih besar daripada tubuh.
Bentuk atap ini menyesuaikan dengan iklim tropis yang memiliki banyak curah hujan. Hujan hampir setiap hari, terutama pada musim hujan. Jika atap tidak miring, kemungkinan besar air hujan tidak akan jatuh ke tanah. Kemiringan atap yang curam akan membantu drainase air hujan.
Tritisan yang Lebar
Dalam desain arsitektur tropis, atap, atau overstek memiliki desain cukup lebar. Fungsinya untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah sekaligus mencegah air hujan masuk ke dalam rumah. Atap berfungsi sebagai peneduh dan membantu menjaga rumah tetap sejuk.
Atap tersebut mencegah air hujan masuk dan merembes ke dalam bangunan, apalagi jika dulu dinding banyak rumah terbuat dari anyaman bambu atau papan dengan banyak celah dan lubang. Dinding akan lebih tahan lama dengan atap karena akan terlindung dari masalah kelembaban.
Sirkulasi Udara
Bangunan dengan konsep arsitektur tropis memiliki banyak bukaan untuk ventilasi alami. Ventilasi alami ini membantu sirkulasi udara dan mencegah rumah terasa pengap. Selanjutnya, sirkulasi udara yang lancar akan menurunkan tingkat kelembaban di dalam gedung. Alhasil, bangunan terbebas dari lumut dan jamur yang dapat merusak dinding bahkan mengganggu kesehatan.
Orientasi Bangunan Memperhatikan Jalur Matahari
Lintasan matahari bergerak relatif konsisten dari barat ke timur karena letak negara kita di khatulistiwa. Akibatnya, dinding bangunan akan selalu terkena sinar matahari pagi di timur dan matahari sore di barat. Karena jalur matahari, kedua bagian dinding ini akan menerima panas paling banyak.
Menurut prinsip ini, bangunan harus menghadap ke utara atau selatan untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan. Jika bangunan dipaksa menghadap ke timur atau barat, penambahan overstek atau peneduh dapat membantu mengurangi intensitas sinar matahari.
Memanfaatkan Second Skin
Second Skin adalah fasad yang menyaring sinar matahari yang masuk. Biasanya, selubung bangunan berbentuk teralis dengan lubang untuk menghalangi sinar matahari sekaligus memungkinkan udara mengalir dengan bebas. Selubung dapat diterapkan pada bangunan untuk membuat bangunan terasa lebih sejuk.
Baca juga: Pilihan Desain Jendela Kamar Minimalis
Bagi Anda yang membutuhkan jasa desain interior untuk mewujudkan desain arsitektur tropis, Anda bisa menghubungi Daryl Interior melalui kontak berikut ini.
Kontak
WhatsApp : +62 852 1787 9503
Telepon : +62 852 1787 9503
Email : darylkitchenset@gmail.com